
Dilansir dari WikiPedia penjelasan SAE 316L Stainless Steel, jadi apa itu baja tahan karat AISI 316, simak penjelasannya berikut. Dalam dunia material teknik, para profesional sering mencari material yang menawarkan kombinasi kekuatan dan ketahanan luar biasa. Di sinilah Baja Tahan Karat AISI 316 (dengan kode UNS S31600) berperan sebagai salah satu material austenitik paling andal dan populer setelah saudaranya, AISI 304. Keunggulan utamanya berasal dari penambahan elemen kunci, yaitu Molibdenum (Mo), yang secara signifikan meningkatkan ketahanannya terhadap korosi.
Selain itu, industri juga mengenal versi rendah karbonnya, yaitu AISI 316L (UNS S31603). Versi ini menawarkan kemampuan las yang lebih baik dengan mengurangi risiko presipitasi karbida. Akibatnya, pemilihan antara SS 316 dan 316L seringkali bergantung pada kebutuhan spesifik aplikasi, terutama yang melibatkan pengelasan. Meskipun harganya lebih tinggi dari AISI 304, performa superior SS 316 seringkali menjadi justifikasi investasi yang sangat baik.
Spesifikasi Detail: Mengurai Komposisi Kimia AISI 316
Untuk memahami keunggulan performa SS 316, kita harus terlebih dahulu memeriksa komposisi kimianya. Standar seperti ASTM A276/A276M dan ASTM A240/A240M secara ketat mengatur persentase setiap elemen untuk memastikan konsistensi dan kualitas. Komposisi ini adalah fondasi dari semua sifat fisik dan mekanisnya.

Tabel 1: Komposisi Kimia Standar untuk AISI 316 (UNS S31600)
Standar ASTM | C (Karbon) | Si (Silikon) | Mn (Mangan) | P (Fosfor) | S (Belerang) | Cr (Kromium) | Ni (Nikel) | Mo (Molibdenum) | N (Nitrogen) |
A276/A276M | ≤0.08% | ≤1.00% | ≤2.00% | ≤0.045% | ≤0.030% | 16.0−18.0% | 10.0−14.0% | 2.00−3.00% | – |
A240/A240M | ≤0.08% | ≤0.75% | ≤2.00% | ≤0.045% | ≤0.030% | 16.0−18.0% | 10.0−14.0% | 2.00−3.00% | ≤0.10% |
Catatan: ASTM A276 mengatur produk batangan dan profil, sedangkan ASTM A240 mengatur produk pelat, lembaran, dan strip.
Kekuatan dalam Angka: Membedah Sifat Mekanis SS 316
Sifat mekanis secara langsung menentukan bagaimana material ini bereaksi terhadap beban dan tegangan. Hal ini sangat penting bagi para insinyur dan desainer dalam merancang komponen yang aman dan tahan lama. Properti seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan kekuatan luluh (yield strength) menunjukkan kapasitas material sebelum mengalami deformasi permanen atau patah.
Selanjutnya, data elongasi memberikan gambaran tentang daktilitas atau kelenturan material. Tabel di bawah ini merangkum properti mekanis utama berdasarkan standar ASTM dalam berbagai kondisi.
Tabel 2: Sifat Mekanis Khas Baja AISI 316
Properti Mekanis | Nilai Minimum | Kondisi |
Kekuatan Tarik (Tensile Strength) | 515MPa | Annealed |
Kekuatan Luluh (Yield Strength, 0.2% Offset) | 205MPa | Annealed |
Elongasi (dalam 50 mm) | 40% | Annealed |
Kekerasan Brinell (HBW) | ≤217 | Annealed |
Kekerasan Rockwell (HRBW) | ≤95 | Annealed |
Perlu dicatat bahwa proses pengerjaan dingin (cold working) akan meningkatkan nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh secara signifikan, namun mengurangi elongasinya.

Karakteristik Fundamental: Sifat Fisik AISI 316
Di luar kekuatan, sifat fisik juga memegang peranan vital dalam aplikasi praktis. Misalnya, densitas material akan memengaruhi perhitungan berat total sebuah struktur. Kemudian, konduktivitas termal dan koefisien ekspansi termal menjadi krusial dalam aplikasi yang melibatkan perubahan suhu ekstrem.
Tabel 3: Properti Fisik Material SS 316
Properti | Nilai |
Densitas | 8.03g/cm3 |
Titik Lebur | 1370−1398∘C |
Kapasitas Kalor Spesifik | 502 J/(Kg·K) pada 20∘C |
Resistivitas Listrik | 0.74μΩ⋅m pada 20∘C |
Modulus Elastisitas | 193GPa |
Konduktivitas Termal | 16.3 W/m·K pada 100∘C |
Koefisien Ekspansi Termal | 15.9×10−6/K (pada 20−100∘C) |
Sifat Magnetik dan Ketahanan Panas
Secara inheren, baja AISI 316 dalam kondisi annealed (dilunakkan) bersifat non-magnetik. Hal ini disebabkan oleh struktur mikro austenitiknya. Akan tetapi, proses pengerjaan dingin dapat menginduksi sedikit sifat magnetisme pada material ini.
Dalam hal ketahanan panas, SS 316 menunjukkan performa yang sangat baik. Material ini mampu menahan oksidasi dalam penggunaan intermiten hingga suhu 871∘C dan penggunaan berkelanjutan hingga 927∘C. Namun, para ahli merekomendasikan untuk menghindari penggunaan berkelanjutan pada rentang suhu 427−857∘C untuk mencegah presipitasi karbida yang dapat menurunkan ketahanan korosi. Untuk aplikasi pada rentang suhu kritis ini, AISI 316L menjadi pilihan yang lebih aman.
Proses Fabrikasi: Perlakuan Panas, Pengelasan, dan Pemesinan
Memahami cara memproses AISI 316 adalah kunci untuk memaksimalkan potensinya.

- Perlakuan Panas (Heat Treatment): Anda tidak dapat mengeraskan baja Tipe 316 melalui perlakuan panas. Sebaliknya, proses annealing atau solution treatment pada suhu 1010−1065∘C yang diikuti pendinginan cepat bertujuan untuk melunakkan material dan mengoptimalkan ketahanan korosi.
- Pengerasan (Hardening): Satu-satunya cara untuk mengeraskan SS 316 adalah melalui proses pengerjaan dingin (cold working), seperti cold drawing atau cold rolling.
- Pemesinan (Machining): Karena kekuatan dan tingkat pengerasan kerja (work hardening) yang lebih tinggi dibandingkan baja karbon, proses pemesinan AISI 316 menjadi lebih menantang. Operator mesin harus menggunakan kecepatan potong yang lebih rendah, tenaga yang lebih besar, dan memastikan pahat selalu tajam untuk mendapatkan hasil permukaan yang halus.
- Pengelasan (Welding): AISI 316 memiliki kemampuan las yang baik dan tidak memerlukan pra-pemanasan. Untuk menjaga integritas las, para ahli las menggunakan material pengisi (filler) dengan komposisi serupa namun kandungan paduan yang sedikit lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk memastikan terbentuknya 5-10% ferit dalam struktur lasan untuk mencegah keretakan. Setelah pengelasan, perlakuan panas pasca-las (post-weld heat treatment) mungkin diperlukan untuk memulihkan ketahanan korosi secara maksimal.
Benteng Pertahanan: Ketahanan Korosi Superior

Inilah keunggulan utama dari AISI 316. Kandungan Molibdenum memberikannya ketahanan yang jauh lebih unggul terhadap korosi umum dan korosi celah (pitting and crevice corrosion), terutama di lingkungan yang mengandung klorida. Oleh karena itu, material ini menjadi pilihan utama untuk aplikasi di lingkungan laut, industri kimia, dan pemrosesan makanan yang agresif, di mana SS 304 tidak akan bertahan lama.
Aplikasi Praktis di Berbagai Industri
Berkat kombinasi sifat-sifat unggulnya, para insinyur dan desainer memanfaatkan AISI 316 dalam berbagai aplikasi kritis, antara lain:
- Industri Kelautan: Peralatan dek, pagar, dan komponen yang terpapar air laut.
- Peralatan Medis & Farmasi: Implan bedah, instrumen, dan tangki reaktor.
- Industri Makanan & Minuman: Tangki pengolahan, perpipaan, dan peralatan yang membutuhkan standar kebersihan tinggi.
- Industri Kimia & Petrokimia: Bejana tekan, penukar panas (heat exchanger), dan perpipaan untuk fluida korosif.
- Arsitektur: Elemen fasad dan struktur di area pesisir atau lingkungan industri.

Standar Ekuivalen Global
Dalam perdagangan dan rekayasa global, penting untuk mengetahui padanan material di berbagai sistem standar. Ini memastikan bahwa spesifikasi dapat dipenuhi di mana pun proyek berada.
Tabel 4: Bagan Ekuivalen untuk Baja Tipe 316
Standar | Amerika Serikat (UNS) | Uni Eropa (EN) | Jepang (JIS) | Tiongkok (GB) |
Kode | S31600 | 1.4401 (X5CrNiMo17-12-2) | SUS 316 | 06Cr17Ni12Mo2 |
Secara keseluruhan, AISI 316 bukan sekadar baja tahan karat biasa. Ia adalah material rekayasa berperforma tinggi yang memberikan solusi andal untuk tantangan korosi dan kekuatan yang paling menuntut sekalipun.
Leave a Reply